A. Fenomena
Menggemari olahraga atau hobi yang
unik memang memiliki tantangan tersendiri. Selain menantang adrenalin, hobi
yang unik membuat penggemarnya merasakan sensasi yang berbeda. Salah satu
aktivitas outdoor adalah menyelam.Menyelami keindahan lautan tak hanya
dengan snorkeling di permukaan atau SCUBA Diving dengan bantuan oksigen. Anda
bisa melakukan free dive, menyelam tanpa bantuan alat apa pun termasuk tabung
oksigen.
Free
dive adalah menyelam tanpa tabung oksigen. Hanya menggunakan masker, wet suit,
dan fin. Freediving sendiri tergolong olahraga ekstrim. Satu
hal yang penting Anda ketahui, adalah tidak menetapkan ambisi dalam melakukan
free diving. Ambisi untuk mencapai titik kedalaman tertentu hanya akan menambah
resiko free dive itu sendiri. Resiko umum itu ada tiga, yakni lost motor
control, hypoxia, juga black out.
Lost
motor control terjadi ketika Anda memaksakan diri untuk menyelam. Yang terjadi
kemudian adalah Anda akan kehilangan kontrol motorik ketika perjalanan naik ke
permukaan. Tubuh Anda sudah tak mampu bergerak, dan tak bisa membuka snorkel.
Hypoxia adalah kekurangan oksigen, yang bisa membuat panik jika tidak tahu cara mengatasinya. Setidaknya, Anda harus tetap tenang ketika berenang mencapai permukaan.
Sementara black out, bisa terjadi kalau Anda sudah mengalami hypoxia terlalu lama. Atau, mengalami lost motor control sehingga air akan masuk lewat snorkel Anda, alias swallow black out.
Hypoxia adalah kekurangan oksigen, yang bisa membuat panik jika tidak tahu cara mengatasinya. Setidaknya, Anda harus tetap tenang ketika berenang mencapai permukaan.
Sementara black out, bisa terjadi kalau Anda sudah mengalami hypoxia terlalu lama. Atau, mengalami lost motor control sehingga air akan masuk lewat snorkel Anda, alias swallow black out.
Pada
tahun 2010 lalu, Carlos Coste, diver asal Venezuela membuat rekor baru Guinness
World Record untuk freediving. Hanya bermodalkan sebuah HID Torch (senter untuk
diving) dan sebuah Monofin (seperti sepatu katak), Carlos Coste berhasil
menaklukkan goa bawah laut "Cenote Dos Ojos" di kawasan Yucatan,
Meksiko sepanjang 150 meter dalam waktu 2 menit 32 detik, tanpa sedikit pun
alat bantu pernafasan.
Dos
Ojos, yang dalam bahasa Spanyol artinya Dua Mata, adalah sebuah rangkaian
goa-goa bawah laut (flooded cave) yang memiliki 25 sinkhole sebagai pintu
masuk, yang oleh penduduk setempat lebih dikenal sebagai "Cenote".
Terletak di utara Tulum, pantai Karibia di semenanjung Yucatan, Meksiko, Cenote
Dos Ojos merupakan goa bawah laut terpanjang ketiga di dunia yang memiliki
panjang sekitar 67,8 kilometer. Sejak pertama kali ditemukan pada tahun 1987,
Dos Ojos telah menjadi tempat yang populer untuk snorkeling dan cavern diving
yang setiap harinya didatangi ratusan turis.
Carlos
Coste lahir pada 2 Febuari 1976 di Caracas, Venezuela adalah seorang pemegang
rekor dan free-diver kelas dunia. Memulai pelatihan dalam bidang
"Apnea" dan "Freediving" pada tahun 1996, Carlos Coste
telah berhasil membuat rekor nasional pertamanya pada tahun 1998. Pada Oktober
2003, Carlos Coste menjadi manusia pertama yang berhasil menyelam hingga lebih
dari 100 meter tanpa alat bantu penggerak lainnya, hanya sebuah tali sebagai
alat dengan cara ditarik untuk menyelam dan kembali ke permukaan, yang diakui
sebagai Guinness World Record.
Baginya,
hal yang menantang dalam proses pemecahan rekor ini adalah ia harus menyelam
tanpa alat-alat diving pada umumnya termasuk alat bantu pernafasan, hanya
sebuah HID Torch dan Monofin. Hal lain yang sangat berbahaya adalah Cenote Dos
Ojos seperti sebuah labirin yang memiliki jalur yang rumit dan mudah sekali
untuk tersesat.
inilah foto mereka saat melakukan
Freediving :
B. Teori
Menurut Zuckerman, sensation seeking
dideskripsikan sebagai keinginan untuk bervariasi/beragam, baru,
kompleks/rumit, sensai yang intens dan pengalaman serta kesukarelaan dalam mengambil
resiko secara fisik, sosial, legal, dan secara financial demi sebuah
pengalaman.
Dengan menggunakan metode factor
analysis, Zuckerman (1983) mengidentifikasikan kedalam empat komponen dari
sensation seeking :
1. Thrill and adventure
seeking, keinginan untuk terikat dalam aktivitas fisik yang melibatkan
kecepatan bahaya, dan hal yang menantang gravitasi seperti bungee jumping,
parachuting dan scuba diving.
2. Experience seeking, mencari
pengalaman baru melalui perjalanan, lagu, seni.
3. Disinhibition, kebutuhan
untuk terbebas dari halangan aktivitas sosial (liar)
4. Boredom susceptibility,
ketidaktoleran terhadap pengalaman yang berulang-ulang, rutinitas kerja, dll.
C. Pembahasan
Zuckerman menjelaskan bahwa
seseorang yang mempunyai sensasi seeking merupakan orang yang mempunyai
keinginan tinggi untuk menemukan sebuah pengalaman baru walau harus mengambil
resiko yang tinggi. Dalam kasus di atas dimana Carlos Coste, diver asal Venezuela membuat rekor baru Guinness
World Record untuk freediving. Hanya bermodalkan sebuah HID Torch (senter untuk
diving) dan sebuah Monofin (seperti sepatu katak), Carlos Coste berhasil
menaklukkan goa bawah laut "Cenote Dos Ojos" di kawasan Yucatan,
Meksiko sepanjang 150 meter dalam waktu 2 menit 32 detik, tanpa sedikit pun
alat bantu pernafasan.
Dalam kasus di atas dapat di lihat
bahwa Carlos Coste mempunyai sensation seeking yang tinggi. Aksi mereka tersebut
termaksud dalam thrill and adventure
seeking karena mereka berani menantang bahaya dimana Carlos Coster berani melakukan freediving sepanjang 150 meter dalam waktu 2 menit 32 detik tanpa sedikit pun alat bantu pernafasan.dan juga tempat Carlos Coste melakukan free diving yaitun di Cenote Dos Ojos,dimana Cenote Dos Ojos seperti sebuah labirin yang memiliki jalur yang rumit dan mudah sekali untuk tersesat. Aspek experience seeking juga terlihat dari
keinginan mereka ingin mencari mengalaman baru dan memecahkan rekor baru untuk free diving.
Sumber : http://travel.detik.com/read/2012/04/01/162400/1882265/1025/free-dive-cara-baru-menikmati-keindahan-bawah-laut
https://www.facebook.com/notes/oris-indonesia/new-guinness-world-record-for-freediving-by-carlos-coste/226353607382571
Schultz dan
Schultz. 2005. Theories of Personality